PIANIS muda, Jonathan Kuo, 14, akan menggelar konser tunggal ketiganya di Jakarta Sinfonietta pada 6 Mei pukul 19.30 WIB. Dalam konser bertajuk Vienna at the Turn of 19th Century, Jonathan juga akan menampilkan soprano Isyana Sarasvati yang kini sedang naik daun. Keduanya berasal dari satu guru piano bernama Iswargia Renardi Sudarno yang dalam konser kelak akan menjadi konduktor. “Saya tidak membawakan karya Chopin (Frederic Francois Chopin), tapi justru akan memainkan nomor-nomor panjang seperti Piano Concerto No 3 in C Minor karya Beethoven (Ludwig van Beethoven) dan Concert Aria karya Mozart (Wolfgang Amadeus Mozart),” kata Jonathan saat dalam keterangan pada media terbatas, pekan lalu.

Konser itu akan berlangsung selama 2 jam penuh, dengan karya berdurasi cukup panjang yang akan diselingi dengan istirahat. “Untuk karya yang panjang itu memang saya harus belajar untuk menghafalkan. Ini sedang dalam masa-masa konsentrasi menyiapkan lagu-lagunya,” kata anak sulung keluarga Kuo itu. Dia mengaku tidak ingin berpikir berlebihan terkait dengan orkestra yang akan melibatkan 33 musikus itu. “Saya tidak ingin berpikir tekanannya terlalu berat atau deg-degan. Saya hanya ingin mengekspresikan musik dan ingin orang lain menikmatinya,” kata remaja kini sedang gemar bermain gim daring FIFA Mobile itu.

Mendekati hari pertunjukan, Jonathan semakin intensif berlatih mulai pukul 09.00 hingga pukul 22.00 WIB. “Ini karena waktunya sudah sangat mendekati saja, tetapi di sela-sela itu masih ada waktu untuk home schooling,” kata dia. Kecintaannya pada musik klasik diakui penggemar Manchester City itu terjadi belum begitu lama. “Dulu saya suka, tetapi akhir-akhir ini saya merasa jatuh cinta. Itu karena guru saya,” katanya. Jonathan menuturkan sejak usia tujuh tahun dirinya sudah mulai mendengarkan musik klasik, musik yang didengarkan ibunya.

Home schooling
Semakin hari kesibukannya semakin padat. Home schooling menjadi pilihan bersama karena menurut orangtua Jonathan, 80% kehadiran di sekolah tidak mungkin terpenuhi meskipun nilai yang diperolehnya masuk kategori bagus. Linda Kuo, ibunya, bahkan berharap anaknya menjadi sarjana teknik atau dokter yang masa depannya lebih menjanjikan. Meski demikian, kehendak itu tidak dipaksakan karena mereka sebagai orangtua ingin bisa mengakomodasi keinginan anak. “Saya juga pernah mengalami perundungan saat sekolah, tidak ada teman, bukan karena apa-apa, karena saya saat itu hanya ingin selalu membicarakan musik saja,” kata Jonathan yang menggemari rupa-rupa masakan Padang itu.

Jonathan juga mengaku sangat menyukai pianis cilik asal Indonesia yang kini menetap di Amerika Serikat, Joey Alexander, 13. “Saya sangat bangga padanya karena bisa masuk nominasi Grammy Awards. Saya juga ingin suatu hari tampil bersamanya,” ucap Jonathan. Meski bangga, dia tidak ingin menjadi seperti Joey. “Saya ingin menjadi diri saya sendiri, bahkan saya tidak ingin disebut pianis. Sebut saja saya Jonathan,” katanya merendah.

Sumber: MediaIndonesia.com